Hubungan Indonesia-Swiss sempat memanas menyangkut perjanjian perdagangan minyak kelapa sawit. Sejumlah LSM menolak minyak kelapa sawit dimasukkan ke dalam kerangka perjanjian Indonesia-EFTA CEPA. Kampanye yang menyudutkan Indonesia pun digelar. Gencarnya penolakan itu membuat Pemerintah Swiss menyetujui dilakukannya referendum untuk menentukan apakah Pemerintah Swiss tetap memasukkan komoditas itu ke dalam kerangka Indonesia-EFTA CEPA atau mengeluarkannya.
Penolakan terhadap minyak kelapa sawit tidak hanya terjadi di Swiss. Uni Eropa juga menolaknya, bahkan lebih “galak”. Isu minyak kelapa sawit merupakan isu yang sangat panas. Bagaimana Dubes Indonesia di Swiss bisa ikut “melunakkan” Pemerintah Swiss dan meng-counter kampanye buruk tentang minyak kelapa sawit di sana hingga akhirnya komoditas itu masuk dalam kerangka Indonesia-EFTA CEPA? Dengan ditandatanganinya perjanjian tersebut, apakah minyak kelapa sawit tidak hanya bisa masuk Swiss, tetapi juga bisa masuk Uni Eropa?
Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Indonesia untuk Konfederasi Swiss merangkap Keharyapatihan Liechtenstein, Muliaman D. Hadad, menuliskan perjuangan tersebut di dalam buku ini. Selain soal minyak kelapa sawit, ia juga menulis isu lain yang menarik tentang pengalamannya di sana. Buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang populer.
Kamis, 01 Januari 1970
Beli di Market Place :
| Tokopedia (Diskon 10%)
| Shopee (Diskon 10%)
Versi eBook :
| Playstore
| Google Book
Tentang Penulis
Prof. Dr. Muliaman Darmansyah Hadad, Ph.D.
Prof. Dr. Muliaman Darmansyah Hadad, Ph.D.. Lahir di Bekasi, 3 April 1960. Menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) pada 1984. Kemudian melanjutkan pendidikan di John F. Kennedy School of Government, Harvard University, AS (1990–1991) dan Monash University, Melbourne, Australia (1993–1996). Kari...
Buku Lainnya
DILEMA BUMN
| Store Rayyana Diskon 27%
| Diskon 25% | Diskon 25%
| Playstore | G Book